Ngurek,Memancing Belut Secara Tradisional









Bagi sebagian kalangan pasti tidak asing dengan Belut,hewan berbentuk mirip ular ini sering diolah menjadi berbagai penganan dengan cita rasa lezat.Sedikit informasi yang disadur dari Wikipedia,Belut merupakan sekelompok ikan berbentuk mirip ular yang termasuk dalam suku Synbranchidae. Suku ini terdiri dari empat genera dengan total 20 jenis. Jenis-jenisnya banyak yang belum diperikan dengan lengkap sehingga angka-angka itu dapat berubah. Anggotanya bersifat pantropis (ditemukan di semua daerah tropika).Belut berbeda dengan sidat, yang sering dipertukarkan. Ikan ini boleh dikatakan tidak memiliki sirip, kecuali sirip ekor yang juga tereduksi, sementara sidat masih memiliki sirip yang jelas. Ciri khas belut yang lain adalah tidak bersisik (atau hanya sedikit), dapat bernafas dari udara,bukaan insang sempit, tidak memiliki kantung renang dan tulang rusuk. Belut praktis merupakan hewan air darat, sementara kebanyakan sidat hidup di laut meski ada pula yang di air tawar.

Mata belut kebanyakan tidak berfungsi baik; jenis-jenis yang tinggal di gua malahan buta.Ukuran tubuh belut bervariasi. Monopterus indicus hanya berukuran 8,5 cm, sementara belut marmer Synbranchus marmoratusdiketahui dapat mencapai 1,5m. Belut sawah sendiri, yang biasa dijumpai di sawah dan dijual untuk dimakan, dapat mencapai panjang sekitar 1m (dalam bahasa Betawi disebut moa).Kebanyakan belut tidak suka berenang dan lebih suka bersembunyi di dalam lumpur. Semua belut adalah pemangsa. Daftar mangsanya biasanya hewan-hewan kecil di rawa atau sungai, seperti ikan, katak, serangga, serta krustasea kecil.Jenis belut ada 3 macam, yaitu jenis belut rawa, belut sawah dan belut kaliatau belut rawa. Jenis belut yang paling sering dijumpai adalah belut sawah.Manfaat belut adalah : Sebagai sumber protein hewani, pemenuhan kebutuhan makanan sehari hari dan sebagai penambah obat darah.

Bagi masyarakat Sunda belut sudah menjadi penganan identitas,hampir di semua rumah makan khas Sunda tersedia penganan berbahan dasar belut.Namun tahukah anda jauh sebelum budidaya belut digalakkan sekarang ini,belut senantiasa ditangkap langsung di habitatnya.Cara menangkap belut dialam ini dikenal dengan sebutan Ngurek.Ritual menangkap belut dilakukan oleh semua kalangan baik tua maupun muda,biasanya acara ini dilakukan sebelum padi ditanam,ketika sawah selesai dibajak.Untuk memancing belut kita memerlukan alat tambahan berupa mata kail serta benang,orang Sunda menyebutnya kenur dengan panjang kira kira 3 meter.Cara merakit mata kali ini sangat sederhana,potong tali menjadi dua bagian,kemudian sambungkanke mata kail,agar ampak kuat kedua benang dipilin.

Umpan yang digunakan dalam memancing belut biasanya cacing tanah,kodok serta keon yang sudah diambil dagingnya.Setelah semua alat siap,mulailah berburu belut di pematang sawah,cari lobang belut disepanjang pematang sawah berlumpur.Ciri lobang belut mudah dikenali dari jenis kotoran di lobangnya.Setelah lobang sasaran ditemukan segera pasang umpan dan masukan mata kail kedalam lobang tersebut. Setelah kail masuk kedalam lubang lalu putar-putar senar pancingnya secara pelan-pelan  tujuannya agar masuk kedalam lubang secara sempurna.Naik turunkan senar pancingnya untuk memancing belutkeluar.
    

Sumber foto Youtube.com
Perhatikan tanda-tanda bahwa belut sudah bereaksi dengan kehadiran umpan tersebut. Biasanya ditandai dengan keluarnya kotoran lumpur bercampur air. Itu tanda-tanda si belut sudah akan menyambar si umpan. Ketika umpan disambar tentunya senar pancing akan menjadi tegang. Biarkan umpan kita dibawa kedalam lubang sambil ditahan senarnya. Setelah dirasa cukup segera tarik senar secara perlahan, jangan ditarik dengan kuat.  pelan-pelan nikmati perlawanan belutnya. Bagian ini adalah bagian yang paling asyik dan menegangkan buat si pemancing. Setelah kepala belut keliatan dipermukaan bisa anda tarik senar pancing anda dan bantinglah si belut ke pematang sawah tujuannya agar  si belut pingsan supaya bisa kita mudah mengambilnya.Bila kita sudah sering menangkap belut bisa juga dengan menjepit kepala belut menggunakan jempol.Atraksi memancing belut ini pada beberapa wahana ekowisata menjadi atraksi favorit dari para pelacong,sensasi ketika umpan ditarik belut mirip dengan memancing ikan.

 

 

Post a Comment

0 Comments